Wednesday, February 5, 2020

Kerjasama Di Lingkungan Masyarakat

Tuhan telah memberi kita alam yang seimbang. Ketika kita menjaga keseimbangan tersebut, maka kita pun akan mendapat berkah dariNya. Namun, apabila kita memperlakukan alam dengan tidak bijak, maka kita pun akan menuai akibatnya. Salah satu contoh adalah membuang sampah sembarangan yang membuat lingkungan tercemar dan kotor. Tempat yang kotor adalah tempat bersarangnya berbagai binatang yang dapat menyebarkan penyakit menular, di antaranya lalat, nyamuk, kecoa, tikus, dan lain-lain.

Kampung Sehat Melati
Setiap pekarangan rumah di Kampung Sehat Melati asri ditanami warga dengan aneka pohon dan bunga. Beberapa warga menanam pohon buah seperti mangga, rambutan, jambu, dan belimbing. Saat berbuah, mereka berbagi dengan tetangga. Ada pula warga yang menanam aneka tanaman untuk bumbu dapur dan tanaman obat, seperti jahe, sereh, kumis kucing, pare, dan berbagai tanaman lainnya.

Setiap kali menginap di rumah Tia, Siti senang mengamati berbagai kegiatan warga Kampung Sehat Melati. Sebulan sekali, warga bekerja bakti untuk membersihkan sampah di selokan, balai warga, bak sampah umum, serta merapikan pepohonan di tempat umum.

Setiap hari Minggu pagi diadakan senam sehat bersama. Seluruh anggota keluarga mengikuti kegiatan dengan penuh semangat. Beberapa kali diadakan pula senam yang diikuti oleh warga usia lanjut, seperti senam jantung sehat.

Warga yang memiliki bayi dan balita secara rutin datang ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk mendapatkan penyuluhan mengenai makanan dan minuman sehat serta imunisasi gratis. Warga yang berprofesi sebagai dokter bergiliran memberikan pelayanan kesehatan secara sukarela bagi warga di pos ini.

Kesehatan warga tentu tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang bersih. Di Kampung Sehat Melati tidak terlihat tumpukan sampah, sehingga tidak tercium bau tak sedap dan tidak terlihat kerumunan lalat. Warga aktif mengolah sampah dapur dan daun kering menjadi kompos, untuk dipakai memelihara tanaman. Sisa-sisa makanan pun tidak ditumpuk di tempat sampah, melainkan dimasukkan ke dalam lubang-lubang biopori yang ada di sekitar pemukiman. Selain terhindar dari bau busuk sampah, tanah pun menjadi subur akibat pembusukan alami yang terjadi di lubang biopori.

Siti selalu senang berkunjung ke rumah Tia. Kampung Sehat Melati menjadi inspirasi bagi Siti untuk mencontoh kepedulian terhadap lingkungan serta hidup bersih dan sehat di pemukimannya sendiri.

Perilaku hidup sehat yang ditunjukkan oleh masyarakat di Kampung Sehat Melati antara lain sebagai berikut.
  1. Setiap pekarangan rumah di Kampung Sehat Melati asri ditanami warga dengan aneka pohon dan bunga. Beberapa warga menanam pohon buah seperti mangga, rambutan, jambu, dan belimbing. Saat berbuah, mereka berbagi dengan tetangga. Ada pula warga yang menanam aneka tanaman untuk bumbu dapur dan tanaman obat, seperti jahe, sereh, kumis kucing, pare, dan berbagai tanaman lainnya. Sehingga lingkungan menjadi asri dan kebutuhan akan gizi terpenuhi.
  2. Sebulan sekali, warga bekerja bakti untuk membersihkan sampah di selokan, balai warga, bak sampah umum, serta merapikan pepohonan di tempat umum. Sehingga lingkungan menjadi sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
  3. Setiap hari Minggu pagi diadakan senam sehat bersama. Seluruh anggota keluarga mengikuti kegiatan dengan penuh semangat. Beberapa kali diadakan pula senam yang diikuti oleh warga usia lanjut, seperti senam jantung sehat.  Sehingga tubuh jadi sehat dan kebersamaan antarwarga juga terjalin
  4. Warga yang memiliki bayi dan balita secara rutin datang ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk mendapatkan penyuluhan mengenai makanan dan minuman sehat serta imunisasi gratis. Sehingga balita dan ibu bayi menjadi sehat dan perkembangan kesehatanya terpantau dengan baik
  5. Warga yang memiliki bayi dan balita secara rutin datang ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk mendapatkan penyuluhan mengenai makanan dan minuman sehat serta imunisasi gratis.
  6. Warga aktif mengolah sampah dapur dan daun kering menjadi kompos, untuk  dipakai memelihara tanaman. Sisa-sisa makanan pun tidak ditumpuk di  tempat sampah, melainkan dimasukkan ke dalam lubang-lubang biopori  yang ada di sekitar pemukiman. Sehingga selain terhindar dari bau busuk sampah,  tanah pun menjadi subur akibat pembusukan alami yang terjadi di lubang biopori.
 Tuhan telah memberi kita alam yang seimbang Kerjasama Di Lingkungan Masyarakat
Di Kampung Sehat Melati terdapat SD Negeri Melati. Sekolah ini sangat peduli dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Suatu hari siswa kelas 6 SD Negeri Melati berkunjung ke Kampung Rawajati. Kampung Rawajati terletak di Jakarta Selatan, tepatnya di RW 03, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran. Di kampung ini, sebagian besar masyarakat menanam beragam tanaman seperti tanaman hias, buah, dan apotek hidup yang mereka tanam di pekarangan, pagar, dan tepi jalan depan rumah masing-masing. Selain itu mereka mengolah sampah rumah tangga untuk didaur ulang sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti kompos dan barang kerajinan.

Di Kampung Hijau Rawajati, selain peduli untuk membuat lingkungan hijau oleh tanaman, terlihat juga kesadaran warga yang cukup tinggi untuk berkontribusi terhadap pengelolaan sampah dengan bijak. 
  1. Para ibu turut berkontribusi dengan memisahkan sampah dapur seperti kulit bawang, batang sayuran, kulit buah, dan kulit telur kemudian dikumpulkan di sentra bersama dengan sampah kebun. Campuran sampah dapur dan sampah kebun dari warga kemudian diolah menjadi kompos. Setiap warga diperbolehkan mengambil kompos untuk penyubur tanaman.
  2. Sampah organik yang berupa sisa makanan tiap hari dituang ke dalam lubang biopori dan dibiarkan membusuk di sana. Ketika kelak membusuk, sampah-sampah tersebut akan menjadi penyubur tanah di sekitarnya.
  3. Sampah berupa koran dan kertas, sampah konsumsi non organik seperti botol dan kemasan plastik, botol kaca, serta barang tak terpakai lainnya dimasukan dalam bank sampah,Sampah yang terkumpul di sentra diambil oleh beberapa pengepul untuk dibawa ke tempat pengolahan akhir. Pengelola bank sampah mengeluarkan daftar harga beli untuk tiap kg sampah yang disetorkan warga. Semakin banyak warga menyetorkan sampah, tentu semakin bertambah pula saldo tabungan sampahnya.
  4. Sebagian dari sampah non organik, juga dikumpulkan warga untuk diolah menjadi aneka kerajinan yang bernilai jual. Vas bunga, alas gelas, dompet, serta tas dirangkai cantik dari aneka botol plastik dan kemasan bekas. Mengisi waktu, mengurangi tumpukan sampah, dan menambah uang belanja tentunya menjadi hal positif yang bermanfaat bagi warga dan lingkungan.

1. Tuliskan 3 kebiasaan/ perilaku penting yang dilakukan oleh masyarakat Rawajati untuk menciptakan lingkungan asri dan sehat.

Di kampung Rawajati, sebagian besar masyarakat menanam beragam tanaman seperti tanaman hias, buah, dan apotek hidup yang mereka tanam di pekarangan, pagar, dan tepi jalan depan rumah masing-masing. Selain itu mereka mengolah sampah rumah tangga untuk didaur ulang sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti kompos dan barang kerajinan.

2. Apa nilai-nilai luhur yang bisa dipelajari dari masyarakat Rawajati? Masyarakat Rawajati menjaga keseimbangan tersebut, maka kita pun akan mendapat berkah dariNya.

3. Tulis kesimpulanmu tentang teks di atas.
Masyarakat Rawajati menanam berbagai tanaman dan mengolah sampah didaur ulang sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Masyarakat Rawajati menjaga keseimbangan alam sehingga memperoleh manfaat dari alam.